Spiritualitas Keseharian

Tahukan kamu? Spiritualitas dan agama itu mirip-mirip tapi enggak sama persis.

Spiritualitas itu lebih tentang:
Gimana kamu menemukan makna hidup?
Gimana kamu merasa terhubung dengan Tuhan, dirimu sendiri, sesama, serta dunia?
Gimana kamu menjalani dan menghayati hidupmu?

Agama itu lebih tentang:
Gimana praktik dan ritual yang harus saya ikuti?
Apa sih yang benar dan salah itu?
Apa sih yang dianggap baik dan buruk itu?
Apa sih yang Alkitab ajarkan?

Lihatlah dua gambar di atas. Yang satu adalah gambar alam, yang satu adalah gambar peneguhan sidi di salah satu GKJW. Dalam kedua gambar itu, kamu menemukan momen yang kamu merasa tenang, hatimu tergetar. Di satu sisi kamu tergetar oleh alam. Di satu sisi kamu tergetar oleh pengalaman religius. Dan dalam keduanya kamu bertemu dengan Tuhan. Keduanya adalah pengalaman spiritual (walaupun tidak harus pengalaman religius).

Dalam setiap pengalaman hidup kita kita bisa merasakan perjumpaan dengan Tuhan. Hal itu ditandai ketika kamu merasakan, “Ah ini rasanya! Luar biasa! Aku merasa postif. Hatiku berkobar-kobar ketika melakukannya! Hidupku menjadi sangat bermakna dan damai.”

Kamu mungkin mengalaminya ketika kamu sedang membantu temanmu, sedang memberi uang ke Pak Ogah di jalan lalu orangnya berterima kasih luar biasa, dan kamu merasakan, “Padahal uang itu tidak seberapa. Ternyata buat orang lain itu sangat berharga. Aku akan membantu orang!”

Atau ketika kamu sedang merapikan tempat tidurmu sambil merasakan, “Seperti ini ya kira-kita ketika Tuhan dulu menata dunia!”

 

Setiap kali kamu mengambil jeda dari keseharian dan merenungkannya, kamu jadi belajar hal-hal baru tentang hidup. Kamu menjadi manusia yang semakin baik dan hidupmu menjadi bermakna. 

Itulah spiritualitas keseharian!

 

Selama pembinaan ini, kamu akan mengalami itu dalam Sesi Tuhan dalam Sekotak Nasi.

Kamu akan ditemani oleh para katekis menghayati Tuhan dalam setiap pengalaman hidupmu, termasuk pengalaman sehari-hari paling sederhana.

Spiritualitas Keseharian dapat didapatkan dari…

1

Ambillah jeda dari keseharian. 

Mengambil jeda artinya membuat hidup tidak berjalan rutin saja tanpa makna. 

2

Rasakan, apa yang diajarkan oleh hidup melalui pengalaman yang baru saja kamu alami?

Tidak perlu memakna-maknai. Tidak ada makna yang keliru.
Hiduplah dengan utuh! 

Tuhan bisa kita jumpai dalam segala hal. Tuhan ada di gereja, tetapi tidak hanya di gereja. Tuhan ada di mana-mana.

Melalui hal paling sehari-hari pun kita bisa berjumpa dengan Tuhan.

Kita bisa berjumpa Tuhan dalam segala hal, dan kita bisa memaknai setiap pengalaman hidup kita dengan istimewa. Yang kadang tidak mudak dijelaskan, tetapi kita bisa menerimanya. 

Aku kasih contoh ya! Contoh ini dari buku “Who Am I” tulisan Katherine Peterson. 

Ada seorang anak makan di dapur bersama ibunya, anak itu itu sedang makan roti lapis (sandwitch). 

“Bu Tuhan ada di mana ya?” Sang anak bertanya kepada ibunya. 

“Tuhan ada di mana-mana,” jawab ibunya. 

“Tuhan ada di rumah kita?”

“Tentu saja!”

“Tuhan ada di dapur ini?”

“Iya sayang.”

“Tuhan ada di antara roti lapis yang mau kumakan?”

Ibunya agak kebingungan tapi menjawab juga, “Aku rasa begitu, kan Tuhan ada di mana-mana.”

Maka anak itu memandang rotinya sambil berkata, “Tuhan, pindah dulu ya, aku mau makan roti ini. Nanti Tuhan kegigit.”

Kisah di atas mungkin lucu. Namun, dalam pikiran yang sederhana, sang anak memahami Tuhan ada di mana-mana dengan sangat mendalam. 

Kita mungkin tidak selalu bisa menjelaskan kepada sang anak, tetapi kita bisa merasakannya!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content